Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Lulus IISMA dan Kuliah Gratis di NTU, Cewek Ini Ngaku Sempat Culture Shock

Tanya Audriatika - Rabu, 11 Mei 2022 | 10:45
Mahasiswa Unair, Tania Ruli Natalnael berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri lewat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
DOK. Unair

Mahasiswa Unair, Tania Ruli Natalnael berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri lewat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

HAI-Online.com - Dengan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), mahasiswa dari Indonesia bisa merasakan sensasi pendidikan di luar negeri.

Dengan adanya program ini, mahasiswa bisa punya pengalaman baru dengan kuliah di luar negeri. Salah satu mahasiswa yang berhasil lolos IISMA yakni Tania Ruli Natalnael.

Dia berkesempatan kuliah di luar negeri selama satu semester di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, universitas terbaik se-Asia versi QR WUR 2022.

Tania yang merupakan mahasiswa Sistem Informasi Universitas Airlangga (Unair) ini mengaku sempat terkendala bahasa sehari-hari yang dipakai selama di Singapura.

Awalnya, Tania mengira semua warga Singapura akan menggunakan bahasa Inggris. Namun, ternyata nggak demikian. Bahasa yang diakui Singapura itu ada empat, Inggris, Melayu, China, dan Tamil.

"Jadi wajar aja kalau ada yang nggak berbahasa Inggris. Akhirnya, saya harus paham beberapa kata yang sering dipakai. Misalkan dabao (dibungkus), zheli (makan di tempat), dan lainnya," kata Tania, dikutip dari laman Unair melalui Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga: Mahasiswa UNAIR Berhasil Bawa Pulang Medali Perak POMPROV 2022

Nggak cuman bahasa, Tania juga merasakan culture shock ketika menyebrang jalan di zebra cross saat perjalanan menuju kampus.

Di Indonesia, zebra cross cuman ada di dekat lampu lalu lintas. Selain itu, penyeberang jalan harus menyeberang jalan di waktu yang tepat, yaitu saat jalan raya kosong atau kendaraan masih jauh.

"Di Singapura, zebra cross banyak ditemukan. Kendaraanlah yang justru harus berhenti untuk mempersilakan penyeberang jalan menyeberang," jelas Tania.

Selama di NTU, mahasiswa asal Bandar Lampung ini ingin mengikuti beberapa unit kegiatan mahasiswa (UKM). Namun, kebanyakan UKM sudah menutup pendaftaran atau sulit menerima mahasiswa pertukaran pelajar karena membutuhkan komitmen lebih lama dari empat bulan.

"Maka dari itu, saya hanya bisa mengikuti acara yang diadakan oleh UKM atau badan organisasi di NTU," jelasnya.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x