HAI-ONLINE.COM -#SideStory adalah feature terbaru HAI yang membahas sejarah side project dan supergrup musisi Indonesia, dan di edisi pertama ini adalah Ahmad Band, proyek Ahmad Dhani, yang dibahas.
Pemain band bersolo karier adalah cerita biasa. Tapi, bisa jadi luar biasa kalo hal itu menyangkut sosok Ahmad Dhani Manaf, keyboardis sekaligus pentolan Dewa 19.
Soalnya selain Dhani, masih ada beberapa pentolan lain yang ikut nimbrung di situ. Perhatikan: pada gitar ada Andra (Dewa 19) dan Pay (mantan Slank). Pada bas ada Bongky, juga mantan Slank. Lalu pada drum ada Bimo, yang saat itu masih di Netral (kini NTRL).
Nah, komentar apalagi buat formasi semacam ini selain sensasional?
Baca Juga: Ahmad Band Kembali dengan Personel Baru, Ada Yoyo 'Padi' di Drum
Inilah obsesi Dhani yang terpendam sejak lama. "Ahmad Band bakal jadi the hottest band," Begitu lontarnya suatu hari ke Hai. Sesumbar? Mungkin. Konsep musikal album perdananya memang serba panas, yakni paduan antara musik rock dan lirik-lirik yang cenderung mengeritik kehidupan sosial. Dengan bahasa lugas pula.
"Dari dulu saya memang suka baca-baca buku politik. Memang politik itu kotor, tapi ya, suka saja gue," katanya seraya menyebut buku Pemerintahan Dan Keajaiban karangan Amien Rais yang selesai dilahapnya, di samping buku-buku lain yang bernuansa politik.
Saat itu April 1998. Politik Indonesia lagi panas-panasnya. Namun seperti biasa, Dhani tampil penuh percaya diri. Termasuk tak menunjukkan rasa takut ketika Hai mengungkapkan kemungkinan albumnya bakal kena cekal.
"Pada dasarnya gue cuma ingin berekspresi, kok. Apa itu nggak boleh?" Disadari atau tidak, penegasan sikap ini yang sekaligus membedakan Ahmad Band dengan Dewa 19 atau Netral, misalnya.
Sebab itulah, Dhani menepis kemungkinan terjadinya kanibalisme pasar di antara mereka.
"Dewa 19 kan banyak bicara tentang cinta, hubungan antara cewek dan cowok. Sedang Ahmad lebih menyorot kehidupan sehari-hari, termasuk politik," tegas Dhani.