Mengubah Cara Berpikir
Namun, apa yang dialami Stephani, Fathie, dan Febriana lantas membuat kita jadi ogah buat merantau. Soalnya, dengan kuliah di luar kota, kita bisa mendapatkan banyak hal baru dan seru yang bisa dipelajari selain mata kuliah di kampus, loh.
Simak juga: Jangan Sembarangan, Ini Bahayanya Mencuci Motor Saat Mesin Masih Panas
Salah satunya adalah belajar untuk jadi orang yang lebih mandiri. Iya, dong. Lantaran menjadi ‘orang asing’ di daerah yang baru pertama kali dijajaki, mau nggak mau kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
“Namanya juga hidup jauh dari keluarga, mau nggak mau kita harus jadi lebih dewasa dan mandiri. Kita harus pandai mengatur pengeluaran uang jajan harian kita,” repet Fathie Djunnaedy.
Nggak cuma bikin kita lebih mandiri dan jadi lebih dewasa, nyatanya, dengan menjadi anak rantau juga bisa membuka atau bahkan merubah pola pikir kita tentang ‘dunia luar’. Serius?
“Iya serius. Awalnya, aku sedih karena nggak bisa ngomong kayak orang di sini (Tangerang), takut salah dan minder. Nah, hal yang paling aku takutin dulu, tuh, masalah rasisme. Tapi, seiring berjalannya waktu, hal-hal negatif kayak gitu nggak ada dan aku lupain juga,” lanjut Melaniesia, mahasiswi jurusan Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) asli Papua.
Hal yang sama juga dialami oleh Febriana. Dia menambahkan bahwa banyak manfaat yang didapat dengan menjadi mahasiswa rantau.
“Setelah sekian lama, sih, akhirnya aku anggap biasa aja. Tapi secara keseluruhan, pelajarnya majemuk dan terbuka. Itu jadi hal yang seru kalau di perantauan gini ketemu sama anak-anak yang berbeda asal daerahnya. Tapi secara pergaulan dan pikiran, bisa diajak berteman untuk menambah wawasan kita, sekaligus merubah pola pikir,” lanjut Febriana.
Well, apa yang dialami oleh Febriana, Fathie, Stephani, dan Melanesia hanyalah sebagian kecil dari suka dan duka mereka sebagai anak yang hidup di perantauan. Setidaknya, lewat apa yang dialami teman-teman kita para mahasiswa rantau, kita bisa tahu arti sebenarnya dari ‘Bhineka Tunggal Ika’. Setuju?