Kalau Eben nggak pindah ke Bandung, dan bersekolah di SMAN 1 Ujung Berung, mungkin sampai sekarang kita nggak akan mengenal band cadas bernama Burgerkill. Yap, seperti yang diceritakan dalam film dokumenter mereka yang bertajuk We Will Bleed, Eben yang dikenal cukup “aktif” masuk ke ruang Bimbingan Konseling di sekolah kerap bertemu dengan Kimung (bas).
Sebelum menjadi Burgerkill, Eben dan Kimung sempat membuat band bernama Morning Crew, yang sayangnya nggak sempat bertahan lama. Sampai akhirnya Kimung mengajak dua temannya, yaitu Ivan (vokal) dan Kudung (drum). Nah, inilah formasi perdana Burgerkill. Lewat formasi ini, mereka sempat rajin tampil dalam acara Hardcore di Ibukota, Jakarta.
“Tren musik di kalangan kita-kita itu waktu SMA, masih berkisaran Nirvana, Punk-nya Sex Pistols, Ramones,” kata Kudung, dalam dokumenter We Will Bleed.
Baca Juga: Ini 3 Rahasia Sukses Burgerkill Selama 22 Tahun Berkarya
Namun, pergantian pertama dalam tubuh personil Burgerkill terjadi pada tahap ini, dan itu adalah sektor drum yang diisi oleh Kudung. Saat itu, Kudung yang juga berstatus sebagai drummer Forgotten harus lebih fokus dengan bandnya yang sedang rekaman, karena pada mulanya, Burgerkill adalah band side project yang membawakan lagu-lagu dari Sick Of It All, Black Flag, Wide Awake, Insted, sampai Gorilla Biscuit.
Posisi Kudung digantikan oleh Toto, yang sebelumnya main di Analvomit. Nah, di era bersama Toto inilah, Burgerkill mulai aktif untuk menulis lagu-lagu karya mereka sendiri. Setelah ikut beberapa kompilasi lewat lagu-lagu yang mereka ciptakan sendiri, Burgerkill mulai diterima dan mendapat tawaran untuk tampil di acara underground yang digelar di GOR Saparua Bandung pada era pertengahan 90-an.
Album Perdana
Demi berlanjutnya band, akhirnya Kimung memutuskan untuk mengundurkan diri, meskipun dirinya telah menunaikan tugas mengisi semua track bas untuk album perdana Burgerkill. Banyak hal yang terjadi hingga album perdana mereka tertahan cukup lama belum dirilis sampai akhirnya takdir membawa Eben bertemu dengan Dadan Ketu (Sekarang Manajer Burgerkill) pemilik Riotic Records. Tanpa ada kontrak dan meeting yang berbelit, akhirnya dengan modal kepercayaan dan obrolan dipinggir jalan, album perdana Burgerkill, Dua Sisi, resmi dirilis oleh Riotic Records, dan dirilis sebanyak 2000 kopi.
Seiring berjalannya waktu, tiga personil yang tersisa saat itu, Ivan, Eben, dan Toto memutuskan untuk menambah skuad. Di sektor gitar, ada nama Ugum yang sebelumnya berasal dari band Disorder Lies, dan untuk mengisi posisi bas, akhirnya Eben menarik sosok Andris, atau yang sekarang dikenal dengan panggilan Abah, yang saat itu masih menjadi drummer Forgotten dan Naked Truth.
Lewat formasi inilah, single legendaris seperti Homeless Crew sampai Sakit Jiwa dirilis.
Goes To Major Label!