HAI-ONLINE.COM - Salah satu hal keren yang pernah dilakukan Dewa 19 adalah manggung di Aceh.
Eits, jangan langsung ngomong "biasa aja, ah". Soalnya, Dewa 19 manggung di Aceh pada 2003, saat daerah tersebut lagi genting. Hampir setiap hari, berita soal Gerakan Aceh Merdeka (GAM) muncul di TV.
Saat itu, Dhani hadir bareng Once, Andra dan barisan additional musician yang terdiri dari Yuke (bas), Tepi (gitar), Bimo (drum), Taufan (drum) dan Farie (vokal latar).
Lho, Tyo kemana? Jack, drummer ganteng itu emang nggak keliatan di atas panggung. Malah, sama sekali menghilang dari rombongan Dewa 19.
Soalnya, doi emang nggak bisa ikut dengan alasan tertentu.
21 September 2003, tepatnya pukul 20.30 malam, Dewa 19 naik panggung. Persis seperti yang udah diprediksikan Dhani, banyak banget penonton yang hadir di lapangan yang terletak di seberang kantor DPRD Lhokseumawe itu.
Pas Sayap-sayap Patah yang jadi lagu pembuka dimainin, para penonton langsung berteriak histeris. Nggak henti-hentinya mereka memanggil-manggil nama Once, Dhani, Andra dan Yuke.
Selain pesona Dewa 19, hal ini jelas disebabkan oleh sound yang terdengar bening dan menggelegar. Untung checksound dilakuin maksimal. Kalo nggak, bisa-bisa pamor Dewa 19 jatuh di depan 10 ribu penonton yang hadir malam itu.
Ngeliat gelagat penonton yang beneran asik, lupa rasanya kalo saat itu kami lagi berada di Aceh, daerah yang 'kabarnya' amat 'rawan'. Nggak ada tuh cerita penonton ribut akibat berdesak-desakan.
Dengan toleransi tinggi, penonton meluapkan kegembiraannya sambil bergoyang dan bernyanyi bareng Once. Suasananya persis kayak konser di daerah Langsa, yang digelar 2 hari sebelumnya.
Apesnya, pas penonton lagi asik nikmatin pertunjukan, turun hujan deras yang disertai angin kencang. Saking kencangnya tuh angin, sampai-sampai area panggung basah kuyup.