HAI-Online.com - Selalu menjadi diskursus yang agak kompleks emang kalo urusannya adalah metal dan intisarinya.
Metal sebagai sebuah cabangbermusik seringkali diperebutkan oleh berbagai entitas yang menganggap kalo mereka adalah penjaga kemurniannya.
Nggak jarang juga, kalo banyak sekali grup musik yang akhirnya kerap dianaktirikan sekadar karena usaha mereka untuk bikin karya orisinal yang nggak memenuhi ekspektasi orang lain.
Deskripsi dan penjabaran di atas menjadi sedikit banyak hal yang dibodoamatin oleh Divinecvlt sebagai sebuah band metal.
Dihuni oleh Jarot (vokal), Tamazu (gitar), Gen (gitar) dan Ebon (drum), Divinecvlt banyak membicarakan tentang kebebasan sosial, apa pun definisinya.
Prinsip mereka ini pun akhirnya terjalin dengan harmoni yang mereka sajikan pada katalog musiknya.
Kalo kalian merasa perlu untuk mengembalikan ingatan pada medio 2000-an akhir, maka Divinecvlt adalah sosok yang sangat tepat.
Melalui debut EP mereka bertajuk 'Set Me Free', kelompok pemuja distorsi asal kota Padang ini menyampaikan esensi metal yang dibalut dengan keramahan porsi yang pas di telinga banyak orang.
Dengan porsi pahit dan manis yang tepat, katalog musik yang dihasilkan pada materi Divinecvlt jugamenjadi penawar bagi banyak pendengar.
Dalam artian, Divinecvlt berperan penting dalam membangun kembali ekosistem bermusik sehat yang semakin ke sini - justru terkesan semakin pretensius.