HAI-Online.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengungkapkan potensi yang diakibatkan sekolah nggak segera menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurutnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) punya potensi pada memudarnya capaian belajar atau learning loss. Belum lagiditambah dengan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia.
Karenanya, ia terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah.
"(Anak-anak) kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini," kata Nadiem, seperti dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.
Baca Juga: Selama Masa PTM Terbatas, Wagub DKI Jakarta Sebut Ada 7 Sekolah yang Ditutup Sementara
Menurut Nadiem, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi Covid-19.
"Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya," jelas dia.
Sejak 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas.
Hal itu dilakukan, agar semua sekolah itu segera menyelenggarakan PTM terbatas dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik. Hingga saat ini, dia menyebut sudah 40 persen sekolah memulai PTM terbatas.
Baca Juga: Menkes Klarifikasi Soal Klaster Covid-19 di Sekolah PTM, Penularannya Kecil
Meski begitu, angka itu masih kecil bila dibanding total sekolah di negeri ini.
"Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," jelas Nadiem.