Lima belas dombanya tersebut kini terdaftar "secara resmi", setelah menunjukkan akta kelahiran mereka.
Di antara domba-domba itu ada domba yang bernama Baa-bete dan Saute-Mouton. Mereka mengikuti upacara khusus yang dihadiri guru, murid, dan pejabat.
"Ditambahkan dalam pendaftaran, satu murid bernama 'Baa-bete' dan murid lain yang bernama 'Saute-Mouton', pada suatu upacara yang disaksikan oleh anak-anak, orang tua dan guru," tulis surat kabar tersebut.
Baca Juga : Undangan Ulang Tahun ke-17 Viral, Jennifer Winarta: Private, Bukan untuk Umum
15 moutons inscrits à l’école de Crêts en Belledonne contre la fermeture d’une classe et 65 dans la cour de récré. (Shaun ???? va en CM2 ! ) @bleu_isere https://t.co/YaPHoIvR6X pic.twitter.com/KxAv2B7oJ5Sang gembala muncul dengan 'murid-murid barunya' di luar sekolah untuk upacara khusus yang dihadiri oleh sekitar 200 guru, murid dan pejabat sekolah tersebut.— Valentine Letesse (@valentineletess) 7 Mei 2019
Para siswa yang hadir di upacara khusus itu memegang papan bertuliskan, “Kami bukan domba”.
Sang walikota, Jean-Louis Maret mendukung bentuk protes dengan mendaftarkan domba sebagai siswa tersebut, dan mengecam logika aneh dari pemerintah yang mengusulkan penutupan sekolah karena kekurangan siswa.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, "Kurang Siswa dan Terancam Ditutup, Seorang Gembala Daftarkan 15 Domba Miliknya Sebagai Murid SD untuk Selamatkan Sekolah."