Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Penonton Swiss: Film Wiji Thukul Mengagumkan!

Afra Augesti - Senin, 15 Agustus 2016 | 11:27
Wiji Thukul, a poet and activist, has been declared missing since 1998.
Afra Augesti

Wiji Thukul, a poet and activist, has been declared missing since 1998.

Istirahatlah Kata-Kata, film yang mengkisahkan tentang penyair Indonesia yang hilang, Wiji Thukul, tayang premier pada kompetisi film Cineasti del Presente sebagai bagian dari Festival Film Internasional Locarno 2016 pada Selasa lalu. Para penonton memberikan tepuk tangan panjang setelah film ini selesai diputar.

Dikutip dari The Jakarta Post, Abduh Aziz, selaku direktur Produksi Film Negara (PFN), mengatakan akan mendukung Istirahatlah Kata-Kata pada perfilman Indonesia. "PFN mendukung penuh screening Istirahatlah Kata-Kata di Indonesia, jadi film ini bisa dinikmati oleh masyarakat luas." katanya.

"Respon positif pada Festival Film Internasional Locarno 2016 adalah bukti kekayaan Indonesia akan cerita manusia, yang dapat dikembangkan oleh pembuat film lainnya. Film ini harus diputar di sinema Indonesia." imbuhnya.

Sutradara Yosep Anggi Noen menegaskan pentingnya pergerakan demokrasi tahun 1998 untuk film ini.

"Wiji Thukul adalah salah satu tokoh aktivis pejuang demokrasi yang menginspirasi saya untuk membuat film ini. Tanpa terungkapnya demokrasi Indonesia yang baru saja kembali pada tahun 1998, tidak mungkin bagi saya untuk menunjukkan film ini." ungkap Yosep.

"Di film ini, saya mencoba memberikan ruang untuk puisi-puisi Wiji Thukul agar bisa didengar kembali. Dan saya ingin menunjukkan kehidupan dari sang penulis yang menghidupi hidupnya dengan kata-kata."

Marissa Anita, yang berperan sebagai Sipon, istri Wiji Thukul, berharap kalau puisi-puisi Wiji Thukul bisa didengar kembali di era dan waktu ini.

"Di film ini, suara Wiji Thukul terdengar lagi. Suara yang terdengar di tahun 80an dan 90an. Kami berharap generasi muda sekarang bisa 'mendengar' Wiji melalui puisi-puisinya."

Produser Yulia Evina Bhara melanjutkan pengakuan Marissa.

"Itulah kenapa film ini dibuat, agar kita dan generasi muda Indonesia belajar tentang sejarah demokrasi, berjuang untuk pejuang lainnya dan Wiji Thukul adalah salah satu dari mereka."

Di festival, anggota tim Istirahatlah Kata-Kata ditemani oleh perwakilan dari PFN dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Istirahatlah Kata-Kata akan ditayangkan untuk penonton Indonesia di bioskop-bioskop lokal pada akhir tahun 2016.

Film ini didukung oleh Hubert Bals Fund dari Festival Film Internasional Rotterdam. Simak trailer Istirahatlah Kata-Kata di bawah ini.

.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x