Saat ini, hujan dan banjir seakan-akan menjadi musuh utama para pengguna kendaraan, khususnya di kota-kota besar. Dapat dipastikan, apabila terjadi hujan, maka arus lalu lintas akan menjadi padat, terutama bila terjadi banjir.
Rifat Helmy Sungkar, atlet motorsport kelahiran Jakarta tanggal 22 Oktober 1978, punya beberapa tips berkendara saat banjir. Apa saja? Check this out!
Jangan Ngebut di Area Banjir
Menurut Rifat, hal utama yang perlu dilakukan adalah jangan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di area banjir. Banyak hal yang dapat terjadi kalau ngebut di area banjir, mulai dari kerusakan bemper, air yang menciprati kaca depan sehingga mengganggu pandangan, kerusakan mesin yang diakibatkan oleh masuknya air, bahkan bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
"Mobil sekarang kebanyakan sudah menggunakan sistem injection. Mobil dengan sistem injection akan mempertahankan RPM-nya. Cukup lewati area banjir dengan santai hanya dengan gigi 1. Karena bila di gigi 2 dan selebihnya, RPM pada mobil justru menjadi lebih rendah," jelas Rifat.
Intake Lebih Penting dari Knalpot
Banyak orang ketika mengemudikan mobil di area banjir menginjak gas dalam-dalam ditambah dengan "setengah kopling", dengan alasan untuk menjaga agar knalpot tidak kemasukan air. Namun menurut Rifat Sungkar itu merupakan tindakan yang tidak tepat. Selama mobil masih digas, meskipun perlahan, air tidak akan masuk ke dalam knalpot, karena adanya udara yang keluar. Udara yang dibuang melalui knalpot terjadi karena ada udara yang masuk, melalui intake atau air filter. Yang bisa mengakibatkan kerusakan fatal bukanlah air dari knalpot, namun intake yang kemasukan air.
Oleh karena itu, pengendara harus memperhatikan posisi intake kendaraan. Jika posisi intake berada di posisi yang tinggi, tidak perlu khawatir dan cukup santai saja ketika membawa kendaraan melewati area banjir. Namun, bagi yang posisi intake-nya ada di bawah, mereka harus berhati-hati karena semakin kencang digas maka mobil akan menarik udara semakin kencang juga. Pada saat mobil menarik udara, maka katup intake pun semakin besar terbuka, sehingga kemungkinan masuknya air juga semakin besar.
Perhatikan Kondisi Rem
Ketika melewati area banjir sering kali rem terasa blong. Namun hal tersebut disebabkan karena mekanisme rem yang basah dan licin. Rifat Sungkar menyarankan para pengendara mobil untuk mencoba rem berkali-kali sampai normal kembali, ketika keluar dari area banjir, sebelum melanjutkan perjalanan dengan kecepatan normal. Terutama untuk mobil dengan mekanisme rem belakang tromol, karena menurut Rifat, rem tromol perlu waktu lebih lama untuk kembali normal dibandingkan rem dengan mekanisme disc-brake.
Be Prepare!
Menyiapkan berbagai perlengkapan di mobil yang dapat membantu mengatasi keadaan darurat merupakan hal yang sangat disetujui oleh Rifat. Namun menurut Rifat, yang lebih penting daripada itu, para pengendara harus memahami fungsi kelengkapan mobil dan perlengkapan yang ada.
Rifat Sungkar menganjurkan untuk menyediakan lap di mobil, namun perlu dipisah antara lap yang digunakan untuk ban dan mesin dengan lap untuk bodi dan kaca. Selain lap, menurut Rifat air wiper yang mengandung sabun atau konsentrat untuk campuran air wiper yang saat ini banyak di jual di pasaran juga akan membantu membersihkan kaca dengan lebih bersih dan efisien, karena visibilitas merupakan hal yang penting.
Namun, yang jauh lebih penting daripada kesiapan peralatan dan teknis adalah sikap dan kesiapan mental si pengemudi. Karena kita menggunakan jalan bersama dengan orang lain, maka perlu agar kita menjaga etika berkendara dan menjaga keselamatan. Pengemudi juga harus lebih sigap dan hati-hati karena grip pada ban jauh lebih lemah pada lintasan yang basah. Karena grip yang lemah, mobil memerlukan waktu dan jarak yang lebih untuk berhenti atau bermanuver.