HAI-Online.com - Nggak banyak generasi milenial yang tertarik buat budi daya ulat-ulatan. Padahal, ternak ulat bisa berpotensi menghasilkan pendapatan yang tinggi karena punya segudang manfaat.
Salah satu budidaya ulat yang menjanjikan yakni budidaya ulat jerman (Zophobas morio).
Ulat jerman atau yang dikenal super worm ini merupakan jenis ulat yang banyak digunakan buat makan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya. Kandungan protein dan zat gizinya lebih tinggi daripada jenis ulat yang lain.
Selain itu, ulat jerman juga bisa digunakan sebagai tambahan bahan baku produk kecantikan, karena kandungan proteinnya yang bagus buat kulit.
Di beberapa negara, ulat ini banyak dipakai jadi pengganti protein hewani.
Karna punya banyak potensi, Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), Eri Erianto tertarik buat menggeluti bisnis ini.
Baca Juga: KKN ITS Kenalkan Cara Olah Sampah Organik Lewat Budidaya Cacing
Eri mulai menggeluti bisnis ini sejak awal pandemi dengan belajar dari para senior, dosen, dan tenaga laboran di Fapet Unpad.
Sampai saat ini, budidaya nya ini berhasil meraup omzet sampai jutaan rupiah per bulannya.
Eri menjelaskan, awalnya ia coba beli indukan ulat jerman 100 ekor dari kakak tingkatnya di Fapet Unpad. Seiring dengan kebutuhan akan tambahan biaya, Eri akhirnya memilih buat budidaya ulat ini kecil-kecilan.
“Awal beternak ulat ini gue belom tau gimana tata cara meliharanya dan kemana gue bisa jual,” jelasnya, dikutip dari laman Unpad, Selasa (31/5/2022).
Ia menambahkan, nggak cuman dari kakak tingkat dan peternak di daerah Majalaya, Eri juga belajar lewat YouTube.
Sampai sekarang, Eri bisa panen setiap 15 hari sekali. Dan sekali panen bisa tembus 5 sampai 20 kg ulat jerman dengan harga kisaran Rp 40 ribu sampai Rp 80 ribu per kilo nya.
Eri berharap, budidaya ulat jerman nya ini bisa mendorong kaum muda atau milenial buat beternak ulat karena banyak manfaatnya.
“Keuntungannya juga lumayan gede, sama pemeliharaan ulat nya juga nggak terlalu sulit dan bisa di panen sebulan dua kali,” pungkasnya. (*)