Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mendengkur Tuh Normal Nggak Sih? Begini Kata Dokter Unair!

Tanya Audriatika - Rabu, 11 Mei 2022 | 11:15
Tidur mendengkur

Tidur mendengkur

HAI-Online.com - Mendengkur atau ngorok ini biasa muncul ketika kita dalam kondisi tertidur dan mengeluarkan suara “kur kur”. Kondisi ini terjadi saat udara nggak bisa mengalir lancar melewati hidung dan mulut.

Bicara soal kebiasaan mendengkur, Dokter Klinik Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK Unair), Elfrida Fausthina Lani mengungkapkan kalau kebiasaan ini disebabkan karena menyempitnya saluran napas.

Dokter tersebut juga menjelaskan soal mendengkur yang terbagi menjadi dua jenis, yang normal dan nggak normal.

Mendengkur yang normal itu kalau seseorang sangat kelelahan atau menderita penyakit ringan yang apabila lelah atau penyakitnya sembuh, kebiasaan mendengkurnya bakal hilang.

“Bagaimana ngorok yang tidak normal? Itu adalah ketika seseorang itu mengorok tapi dia mempunyai kondisi tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam, tapi ketika bangun, rasanya masih ngantuk, tidak fresh. Ketika siang, itu masih ngantuk berat,” terang Dokter Elfrida dirangkum dari laman Unair, Rabu (11/5/2022).

Lanjutnya, Dokter Elfrida menjelaskan kalau keabnormalan itu disebut dengan gangguan apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA).

Baca Juga: 10 Mitos Kucing yang Beredar di Masyarakat, Mendengkur Saat Itu Artinya Dia Gak Hepi

“Ketika tidur, dia terbangun beberapa kali karena terhenti napasnya selama kurang lebih 10 detik. Otomatis otak akan merangsang kan untuk kita itu harus bernapas, akhirnya kayak terkejut,” terangnya.

Dokter Elfrida menambahkan, bahwa gangguan apnea tidur obstruktif nggak cuman dialami sama orang-orang berumur aja, karena penyempitan saluran napas tidak memandang usia.

“Penyempitannya ini banyak sebabnya, misal seperti karena otot yang melemah ketika tidur atau ada gangguan pada sarafnya,” jelasnya.

Dokter PLK Unair itu juga mewanti-wanti untuk nggak menyepelekan kebiasaan mengorok yang berkelanjutan karena hal ini tentu memengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menimbulkan penyakit komplikasi.

Sebagai dampak dari menurunnya asupan oksigen ke otak, komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan stroke, gangguan metabolisme, dan masih banyak lagi.

Guna mencegah gangguan apnea tidur obstruktif, Dokter Elfrida membagikan beberapa tips yang dapat dipraktikkan.

“Yang pertama, jaga berat badan agar tidak obesitas. Yang kedua, olahraga. Yang ketiga, hindari merokok, minum-minuman alkohol, makan-makanan juga harus dipilih juga, tidak sembarangan, tidak sering makan makanan yang hanya daging-dagingan saja, diimbangi juga dengan buah dan sayur,” pesannya. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x