HAI-ONLINE.COM -Gaya hidup metropolitan yang ramai di kota besar seperti Jakarta, di mana standar sosial yang tinggi menentukan hampir semua aspek kehidupan, dapat membuat penduduknya kewalahan dan menyebabkan disorientasi. Tersesat tanpa rasa diri,publik kota metropolitan kerapdibiarkan bingung antara kebutuhan dengan keinginan. Cita-cita mereka dikalahkan oleh tekanan teman sebaya, sementara rutinitas yang dilakukan untuk kepuasan orang lain telah menyita waktu yang berharga untuk diri mereka sendiri.
Baca Juga: Duran Duran Rilis Single 'Invisible', Umumkan Album Baru 'Future Past'
Sedikit kejutan bahwa banyak yang cenderung menyerah dan pasrah, disadari atau tidak. Mereka yang melakukannya lebih sadar akan pentingnya menemukan kompromi antara diri mereka sendiri dan tuntutan masyarakat melalui berbagai jalan: agama, meditasi, hobi, dan sebagainya. Namun, mereka yang tidak, berisiko jatuh ke jurang masalah mental kronis.
Penyanyi / penulislagu Rifan Kalbuadi melihat fenomena ini dari lingkungan sosialnya. Dia melihat dengan matanya sendiri pentingnya menyisihkan waktu-saya untuk diri sendiri untuk mencerna dan menyaring semua distorsi dan gangguan eksternal dan internal; memulihkan keseimbangan dalam hidup dan kembali berfungsi normal sebagaimana layaknya manusia.
“Saya merasa bahwa kita kadang-kadang perlu menjadi egois - dalam konteks mampu mengabaikan hal-hal - demi menemukan keadaan keseimbangan dan untuk mendapatkan kembali kendali penuh atas diri kita sendiri,” kata Rifan melalui rilis pers resminya.
Refleksi inilah yang menjadi sumber inspirasi di balik single terbaru Rifan 'Depakote'. Tidak butuh waktu lama bagi pemain berusia 25 tahun itu untuk menyelesaikan lagu dari serangkaian notasi yang dimainkan di gitar listriknya.
Baca Juga: Jarwo Klarifikasi 'Bubarnya' Naif: Belum Bubar, Berempat Belum Sepakat Semua!
Dengarkan 'Depakote' di bawah:
“Ide awalnya adalah untuk mengilustrasikan momen kebahagiaan yang bisa kita capai dengan meluangkan waktu saya yang berkualitas, meski hanya sesaat,” jelas Rifan.
Jika ditilik lebih lanjut, lirik pada lagu ini tidak menceritakan sebuah cerita yang mengalir secara kronologis. Sebaliknya, mereka melukiskan gambaran impresi yang dirangkai rapi dalam syair-syair berima, semuanya dibungkus dalam aransemen yang sederhana namun kaya dengan suasana tonal dan ketukan dinamis yang mengingatkan pada produksi musik era psikedelik.
Ditulis saat ia jauh dari musik, 'Depakote' ternyata menjadi karya pertama dan terpenting yang menghidupkan lagu-lagu yang akan mengikuti jejaknya, baik dari segi arah musik maupun tema lirik.
Ini juga merupakan momen yang menentukan bagi kesadaran dan penerimaan Rifan akan kondisi mentalnya sekaligus membantu membangun kepercayaan diri untuk secara terbuka berbagi keadaannya dengan masyarakat umum.
“Lagu ini terasa seperti pengingat pribadi bagi saya tentang momen spesifik di waktu-waktu di luar semua hal yang saya alami,” Rifan menyimpulkan.