Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Muter Lagu di Kafe atau Tempat Nongkrong? Wajib Bayar Royalti! 

Hanif Pandu Setiawan - Rabu, 07 April 2021 | 06:00
Ilustrasi kafe.
Wikimedia

Ilustrasi kafe.

HAI-Online.com – Kalian suka nongkrong di kafe yang sering muter lagu-lagu kesukaan kalian?

Eits, sekarang nggak bisa sembarangan lagi muter lagu kalo si pemilik kafe itu belum bayar royalti. Lho kenapa?

Jadi, hal ini merupakan penerapan dari Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56 tahun 2021 terkait Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik yang diresmikan Presiden pada 30 Maret 2021 lalu.

Setelah peraturan ini disahkan, masyarakat wajib membayar royalti untuk musik-musik yang diputar secara komersial.

Baca Juga: Waduh! Dikira Milik Pengemudi 'Koboi' Fortuner, Netizen Serang Aplikasi ReStock di Google Play

Royalti nantinya dibayarkan pada pencipta atau pemegang hak cipta lagu melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN).

"Setiap orang dapat melakukan penggunaan secara komersial lagu dan atau musik dalam bentuk layanan publik yang bersifat komersial dengan membayar royalti kepada Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan atau pemilik Hak Terkait melalui LMKN," demikian bunyi dari Pasal 3 ayat (1), PP nomor 56 tersebut.

Tujuan adanya peraturan ini tentu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terhadap pentingnya menghargai karya cipta musik secara hukum.

Bukan hanya film, lagu juga sering kali dibajak secara sembarangan dan kesadaran pajak serta royalti ini masih sangat minim di Indonesia.

Peraturan ini juga mendapat sambutan baik terutama dari para musisi Indonesia.

Baca Juga: Gara-gara Google Maps, Rombongan Pengantin Ini Salah Alamat Malah Masuk Rumah Orang

Nggak sampai situ saja, pasal 3 Ayat (2) menyebutkan, sejumlah layanan publik yang berkewajiban bayar royalti antara lain:

  • Seminar dan konferensi komersial
  • Restoran, kafe, pub, bistro, kelab malam, dan diskotek
  • Konser musik
  • Pesawat udara, bus, kereta api, dan kapal laut
  • Pameran dan bazar
  • bioskop
  • nada tunggu telepon
  • bank dan kantor
  • pertokoan
  • pusat rekreasi
  • lembaga penyiaran televisi
  • lembaga penyiaran radio
  • hotel, kamar hotel, dan fasilitas hotel
  • usaha karaoke
Setiap orang yang menggunakan lagu dan/atau musik untuk layanan publik dan bersifat komersial, diimbau mengajukan permohonan lisensi kepada pemegang hak cipta atau pemilik hak terkait melalui LMKN.

Nantinya LMKN akan lakukan koordinasi untuk tentukan besaran biaya royalti yang harus dibayar. (*)

Baca Juga: Inilah Penjelasan Ilmiah Kenapa Bass Jadi Unsur Terpenting dalam Musik

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x