"Berarti kalau kita rata-rata itu kan isinya D sama E ya, jelas tidak lulus. Kalau kita memandang kampus sebagai 'produsen aset SDM' mestinya tidak lolos quality control," kata Ria, saat dihubungiKompas.com, Jumat (26/2/2021).
Akan tetapi, Ria menekankan, persoalan IPK dan peluang kerja, nggak cuman dilihat melalui angka yang tertera.
Baca Juga: Segerombol Pemuda Joget di Lampu Merah untuk Bikin Konten, Berujung Keciduk Aparat dan Minta Maaf
"Jangan sampai kita lihat IPK sekadar angkanya saja, tetapi di balik itu apa yang terjadi," kata dia.
Menurut dia, ada beberapa perusahaan yang lebih fokus pada skill atau kemampuan yang dimiliki pelamar. Mereka sudah nggak menentukan rekrutmen berdasarkan latar belakang pendidikan, bahkan angka IPK.
"Memang yang namanya IPK sekarang lumayan dilihat ya, walaupun enggak semua perusahaan. Kembali lagi setiap perusahaan mempunyai standard masing-masing, kebijakan masing-masing," kata Ria. (*)