HAI-Online.com-Pihak Universitas Airlangga akhirnya memutuskan untukdrop outatau mengeluarkan Gilang Bungkus, terduga pelaku pelecehan seksual fetish kain jarik.
Keputusan itu dilakukan setelah Komite Etik Unair melakukan komunikasi dengan keluarga Gilang serta mendengarkan pengaduan para korban.
"Kasus G ini kami nilai sudah sangat merugikan nama baik dan citra Unair sebagai PTN yang mengusung nilai inti Excellence with Morality,"ujar Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair, Suko Widodo.
Baca Juga: Nadin Amizah, Ardhito Pramono dan Barasuara Kolab untuk Beri Energi Perjuangan Anak Muda bareng IM3 Ooredoo
Sebelumnya, pada Senin (3/8/2020) kemarin, pihak Unair sempat menggelar rapat virtual.
Dikutip HAI dari Tribunstyle,rapat virtual itu membahas rincian kelakuan mahasiswa Fakultad Ilmu Budaya (FIB) Unair, disebutkan juga dalam rapat bahwa keluarga memgaku menyesal atas perbuatan Gilang yang diduga melakukan pelecehan seksual berkedok riset.
"Keluarga mengaku menyesali perbuatan anaknya.Sehingga pihak keluarga juga menerima keputusan yang diberikan pihak universitas kepada anaknya,"lanjut Suko.
Saat ini pihak Unair fokus memberikan pendampingan kepada para korban.
"Dari Help Center, korban primer sudah ada yang akan melapor ke polisi pastinya.Sedangkan Unair terus memberikan pendampingan kepada para korban yang mengalami trauma,"pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, pada beberapa waktu lalu kasus pelecehan seksual sempat menyita perhatian publik.
Kasus tersebut tidak lain tak bukan mencuat setelah sebuah akun Twitter bernama @m_fikris membuat thread khusus tentang kejadian yang dialaminya.
Ia pun memberi judul thread tersebut dengan Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Nama Gilang, sang pelaku pelecehan seksual pun langsung masuk jajaran Trending Topic Twitter.
Belakangan diketahui Gilang Aprilian Nugaraha Pratama merupakan mahasiswa FIB, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Kini pada Rabu (5/8/2020), pihak Unair memutuskan untuk memberi sanksi drop out (DO) kepada Gilang. (*)