HAI-online.com -Prudential Indonesia percaya bahwa prinsip-prinsip asuransi syariah relevan sepanjang masa dan sesuai dengan ciri khas budaya masyarakat Indonesia.
Atas prinsip tersebut, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dengan laporan kinerja unit syariah yang sehat di sepanjang 2019, menegaskan kembali kepemimpinannya di industri asuransi jiwa syariah.
Melalui pendapatan kontribusi bruto yang sukses mencapai angka sebesar Rp3,7 triliun, tertinggi di industri.
Selain itu, unit syariah Prudential Indonesia juga mampu mempertahankan total aset yang stabil sebesar Rp9,1 triliun.
Hal ininterlihat dari catatan dana Tabarru yang meningkat dari Rp770M di 2018 menjadi Rp887M di 2019, dengan pertumbuhan mencapai 15 persen.
Perusahaan juga tetap mempertahankan tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) yang kuat dengan mencatatkan tingkat solvabilitas dari Dana Tabarru sebesar 2.581 persen, lebihdari 20 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator, dan tingkat solvabilitas dari Dana Perusahaan sebesar 7.300 persen, lebih dari 60 kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan regulator.
"Hasil positif ini berhasil kami capai berkat kepercayaan nasabah yang terus meningkat dalam 13 tahun terakhir, serta berkat kerja keras para tenaga pemasar berlisensi syariah Prudential Indonesia yang berjumlah lebih dari 114.000 orang," demikian laporan yang disampaikanJens Reisch, President Director Prudential Indonesia
Menurut Jens, Indonesia berpotensi untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global, dengan jumlah populasi Muslim yang merupakan salah satu terbesar di dunia dan didukung oleh kesamaan beberapa nilai syariah dengan nilai kehidupan budaya orang Indonesia.
"Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, sejak 13 tahun lalu kami mendirikan unit syariah dan terus berupaya menjadi kontributor terkemuka yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia. Dalam mewujudkan aspirasi tersebut, kami menerapkan prinsip “Sharia for all” atau “Syariah untuk Semua” dan menghadirkan produk asuransi jiwa syariah dapat diterima oleh lebih banyak lapisan masyarakat Indonesia," terangnya lagi.
Tak hanya upaya untuk dipercaya, Prudential Syariah juga senantiasa melakukan inovasiproduk dan saluran pemasaran, edukasi ke publik yang lebih luas melalui kemitraandengan lebih banyak pihak, serta meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas tenaga
pemasar.
Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia mengatakan, prinsip-prinsip dalam asuransi syariah, di antaranya tolong menolong dan saling berderma untuk saling berbagi dan menanggung risiko sebagai antisipasi bila terjadi musibah, senantiasa relevan dengan ciri gotong royong khas masyarakat Indonesia.
"Kami berharap, prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan untuk membantu mereka yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Di Prudential sendiri, Kontribusi kami untuk membantu masyarakat berfokus pada 3 aspek, yaitu kesehatan, ekonomi, dan sosial," jelasnya.
Untuk aspek kesehatan, misalnya, pihak Prudential tetap memberikan perlindungan meskipun COVID-19 telah berstatus pandemi global dan bencana nasional.
"Selain itu, 95 persen karyawan kami juga bekerja dari rumah, namun kami tetapmempertahankan kualitas layanan kepada peserta," tambahnya.
Sementara untuk aspek ekonomi, Prudential tetap membuka proses perekrutan tenaga pemasar secara digital yang diikuti ribuan orang.
"Dan untuk aspek sosial, kami difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberikan perlindungan asuransi jiwa bagi lebih dari 500 tenaga relawan dan medis yang berada di garis depan membantu penanganan pandemi COVID-19.” pungkasnya.
Selain itu, Afdhal Aliasar, selaku Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mengungkapkan, jumlah populasi Muslim yang mencapai lebih dari 87 persen, ekonomi berbasis syariah dapat membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Lebih lanjut lagi, sistem dan value dari ekonomi & keuangan syariah dan juga sangat memperhatikan ketahanan ekonomi dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan terus mempromosikan pembagian risiko (risk sharing) dan integrasi antara keuangan komersial dan sosial, maka kehadiran ekonomi & keuangan syariah menjadi sesuatu yang sangat penting dalam memastikan ketahanan ekonomi dan inklusi, terutama di masa pandemi ini," tambahnya.
Untuk lebih mendengarkan dan memahami kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan jiwa berbasis syariah, awal tahun ini Prudential Indonesia mengadakan surveiyang melibatkan 5.000 responden di 20 kota besar di Indonesia, dan berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang berusia 25 sampai 50 tahun.
Beberapa hasil dari survei ini adalah pemahaman masyarakat Indonesia terhadap asuransi jiwa syariah berada di level 39 persen, atau meningkat sebesar 8 persen dari periode riset sebelumnya di tahun 2016.
Dengan meningkatnya literasi produk syariah, minat masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi jiwa syariah di masa mendatang juga diyakini meningkat.
Hampir separuh dari peminat produk asuransi jiwa syariah berasal dari generasi milenial (usia 25 hingga 34 tahun).
Survei juga mengungkap bahwa Indonesia memiliki potensi bisnis baru asuransi jiwa syariah untuk tiga tahun ke depan senilai Rp9,6 triliun, di mana 19%-nya berasal dari konsumen Non-Muslim.
Manfaat asuransi kesehatan akan terus menjadi primadona bagi industri asuransi jiwa syariah di Indonesia, diikuti dengan asuransi kecelakaan diri dan pendidikan.
“Hasil survei tersebut semakin menambah keyakinan kami akan potensi yang dimiliki Indonesia untuk produk asuransi jiwa syariah. Ke depannya, kami akan terus memperkuatposisi kami di industri dengan terus menambah jumlah tenaga pemasar, menambah kemitraan, baik dengan bank maupun non-bank, membangun kemitraan untuk mengembangkan layanan digital syariah, serta mempromosikan unit syariah melalui aplikasi kesehatan digital Pulse by Prudential,” ujar Jens lagi. (*)