Umumnya, gejala psikosomatik mirip dengan gangguan kecemasan, seperti nyeri dada, sesak napas, merasa tubuh terlalu panas atau demam. Akan tetapi, gejala psikosomatik yang munculbisa dikaitkansama kondisi yang sedang terjadi.
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Psychological Predictors of Anxiety in Response to the H1N1 (Swine Flu) Pandemic menyatakan hubungan antara suatu krisis kesehatan dengan psikosomatik.
Baca Juga: Jangan Bandel, WHO Saranin untuk Pake Masker Hanya dalam Kondisi Sakit
Berdasarkan hasil studi tersebut, diungkapkan bahwa krisis kesehatan yang dipublikasikan secara luasbisa menyebabkan kondisi psikogenik massal.
Jadi, sebenarnya sangat mungkin bagi banyak orang mengalami psikosomatik akibat virus corona yang disebabkan oleh kecemasan berlebihan.
Pada pandemi virus corona seperti ini, orang sehat bisa aja salah mengartikan sensasi tubuh yang nggak serius sehingga ngerasa mirip dengan gejala Covid-19, seperti sakit tenggorokan, hidung berair, ngerasa nggak enak badan atau tubuh lemas, batuk kering, demam, dan sesak napas.
Namun, jika kita mengalami gejala-gejala itu setelah banyak menerima atau mengakses informasi virus corona, sebaiknya tetap pantau sesering mungkin. Misalnya, kalo lagi demam, perlu dipantau apakah demam tergolong tinggi atau sekedar ‘suam-suam kuku’.
Baca Juga: Banyak Artis Pakai Kalung Anti-virus Biar Nggak Kena Covid-19, Ahli: Useless
Kalo lagi batuk pilek, usahakan untuk istirahat dengan baik, makan makanan bergizi, dan perbanyak minum air putih.
Berikut beberapa tips mengatasi psikosomatik akibat virus corona saat pandemi global ini:
1. Cari sumber informasi yang dapat dipercaya
2. Istirahat sejenak dari pemberitaan virus corona