Hai-Online.com - Pejuang corona yanglagi diem di rumah aja pastinya udah mulai ngerasain yang namanya bosen dan jenuh, belom lagi kerjaan rumah numpuk, tugas sekolah, kuliah dan kerjaan dari kantor.
Hmmm itu juga belum seberapa ditambah lagi ngeliat info-info di TV sama sosial media soal bencana wabah Corona. Dalam hati...hemm corona lagi corona lagi hehe
Mengikuti perkembangan soal covid-19 emang penting ya guys, sebagai bentuk kewaspadaan kita, tapi kalo ini terus menerus kita lakuin dengan terpapar informasi, baik yang bisa dipercaya ataupun kabar-kabar burung dari whatsapp, ini bisa ngebuat kita lebih ngerasa panik, cemas, dan stres.
Baca Juga: Parodi Lagu Queen Coronavirus Rhapsody Jadi Viral di Youtube
Rasa khawatir atau cemas berlebihan akibat sering nerima info soal corona, akhirnya bikin tubuh nyiptain gejala mirip coronavirus.
Akibatnya, kita jadi berfikir lagi "Jangan..jangan..akuuu...pasien positif berikutnya..emmm". *ketok meja tiga keleus
Padahal, sebenernya gejala itu adalah manifestasi dari rasa cemas yang berlebihan, alias parno akut.
Nah kondisi ini dikenal dengan istilah Psikosomatik akibat virus corona.
Kita coba kenalan dulu sama Psikosomatik, dia berasal dari dua kata yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Pada umumnya, psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan saat pikiran mempengaruhi tubuh hingga memicu munculnya keluhan fisik tanpa adanya penyakit.
Gejala Psikosomatik bisa terjadi akibat ketidakstabilan sistem saraf otonom, dimana sistem saraf simpatis dan sarag parasimpatis menjadi nggak seimbang.
Hal itu biasanya disebabkan sama faktor stres yang nggak mampu diadaptasi dengan baik.
Kemudian, tubuh mengalami tekanan terus-menerus dan adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh sehingganimbulingejala psikosomatik.