HAI-Online.com -Bukan sebuah rahasia lagi, banyak perokok aktif yang beralih ke vape karena ingin meninggalkan kebiasaan buruknya dan lepas dari zat-zat pemicu penyakit berbahaya dalam rokok konvensional.
Padahal, menurut Perwakilan Departemen Penyakit Dalam Divisi Respirologi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr Iceu Dimas Kultsum SpPD, vape juga mengandung zat lain yang ternyata juga sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
"Vape mengandung zat lain yang sama berbahaya dengan rokok konvensional," ungkap Iceu saat dihubungi pada Jumat (20/9) kemarin, seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Iceu menjelaskan bahwa dalam sejumlah penelitian menyebut vape mengandung zat seperti formaldehida, benzena, dan akrolein, di mana ketiganya bersifat karsinogenik dan memicu munculnya kanker dalam tubuh.
Baca Juga: Viral Video Narkoba Disisipkan dalam Daging Rendang, Ternyata Bukan di Indonesia
"Ada yang menghubungkan dengan kanker paru dan kanker kantung kencing,” ujar Iceu sambil menerangkan bahwa cara kerja zat-zat tersebut adalah dengan merusak inti sel yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan struktur.
Walaupun masih tergolong riset awal, menurut Iceu, penelitian tersebut cukup menggambarkan bahwa vape nggak sepenuhnya aman seperti yang banyak orang pikirkan selama ini.
“Meskipun zat kimia yang ditemukan belum selengkap rokok konvensional. Tapi cukup untuk menggambarkan vape tidak benar-benar aman,” terangnya menambahkan.
Namun, lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini mengungkapkan, munculnya gangguan kesehatan pada pengguna vape tergantung pada karakteristik dan kondisi tubuh dari masing-masing individu.
“Ada yang satu tahun, ada yang lima tahun. Setiap orang berbeda tergantung karakteristik dan kondisi sel orang itu.Salah satu faktor seseorang terkena kanker adalah ia memiliki sel yang berbakat untuk berubah menjadi sel kanker," tutup Iceu.
Maka dari itu sob, untuk lebih amannya, nggak usah coba-coba vaping maupun rokok ya karena nanti malah bisa membuat ketagihan dan meninggalkan penyakit. (*)