Ingin jadi kreator stiker atau webtoon yang karya-karyanya disukai dan banyak diunduh orang? Simak dulu pengakuan para kreator stiker dan webtoon LINE tentang senjata rahasia mereka:
“Yang pertama jelas harus bisa gambar. Selanjutnya, saat membuat konsep sebaiknya Indonesia banget, karena target market-nya, kan, lebih ke lokal. Konsep ini nantinya akan memengaruhi nama, bahasa, hingga tampilan stiker atau webtoon yang kita bikin. Kemudian baru bikin ide-ide cerita yang kreatif dan mudah dicerna oleh pembaca. Ide-ide cerita yang kreatif itu biasanya yang dekat dengan isu sehari-hari. Jadi, kita harus peka dengan apa saja yang ada dan terjadi di sekeliling.” – Niksen, pembuat stiker Si Udin di LINE
“Kalau saya, sebelum bikin webtoon harus dikuatin dulu risetnya. Harus cari tahu dulu, sekarang orang-orang sukanya baca komik apa. Terus, perhatikan topik-topik dan idiom-idiom yang lagi ngetren. Soalnya, kalau nggak ngikutin topik-topik dan idiom-idiom yang lagi ngetren, webtoonnya pasti jadi garing. Yang nggak kalah penting juga, sebelum bikin webtoon, tentukan dulu genre-nya. Sebaiknya kita menyatukan antara genre yang paling laris di pasaran dengan genre yang kita, sebagai pembuat webtoon, suka. Sebab kalau dipaksain hanya mempertimbangkan yang paling laris, di tengah jalan nanti bisa mentok.” – Archi, pembuat webtoon Eggnoid di LINE
“Buat bikin stiker yang laku, setelah dapat ide dan menentukan target market-nya, yang paling penting risetnya harus lengkap. Soalnya, hasil riset ini nantinya sangat berpengaruh pada visualisasi dan teks stiker yang kita bikin. Misalnya, waktu saya dapat ide bikin stiker seperti meme, saya perhatikan meme-meme yang beredar dan kesukaan orang-orang yang bikin meme. Mayoritas anak meme itu suka Packman. Nah, saat memvisualisasikan karakter stikernya, ini jadi pertimbangan saya, hingga akirnya terciptalah karakter yang kepalanya bulat itu. Kalau untuk teks stiker, ya harus diriset dulu idion-idiom apa yang lagi ngetren.” - Rifal, pembuat stiker Anak Yimyam dan Kekinian di LINE