HAI-Online.com- Sekolah di Hong Kong masih ketat memberlakukan aturan pembatasan karena dilanda Covid-19. Siswa masih tidak boleh belajar tatap muka secara penuh di sekolahnya.
Aturan ini telah lama membuat kehidupan siswa sekolah di sana menjadi sangat kesulitan.
Saat ini, aturan baru yang mengharuskan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dapat mengubah kemajuan yang telah dibuat untuk melanjutkan kelas tatap muka sehari penuh.
Dikutip dari Kompas.com, penundaan lebih lanjut untuk kehidupan sekolah yang normal kemungkinan akan memperburuk masalah kesehatan mental kaum muda serta memberi lebih banyak orang alasan untuk meninggalkan kota tersebut.
Baca Juga: Kompetisi Fruit Tea World Festival Siap Danai Pensi untuk 15 Sekolah Pemenang
Ini jelas semakin merusak status Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia, para pendidik dan pemimpin bisnis yang mulai memperingatkan keadaan tidak pasti itu.
"Ada begitu banyak ketidakpastian tentang apakah kelas akan dibatalkan, bisakah anak-anak pergi ke sekolah? Ketidakpastian sekolah pasti membantu mengusir orang dan membuat sulit untuk menarik orang ke Hong Kong," kata Robert Quinlivan, kepala dari kamar bisnis kota Australia.
DilaporkanReuters, sekitar 30.000 siswa telah mengundurkan diri dari sekolah-sekolah Hong Kong pada tahun ajaran terakhir dan lebih dari 5.000 guru melakukan resignmengajar,menurut data pemerintah.
Banyak yang merupakan bagian dari eksodus yang dimulai oleh upaya Beijing untuk melakukan kontrol yang lebih besar atas kota dan yang semakin didorong oleh pembatasan Covid-19.
Sekitar 113.000 penduduk meninggalkan bekas jajahan Inggris pada paruh pertama tahun 2022.
Itu termasuk ekspatriat dan keluarga lokal, banyak di antaranya telah memanfaatkan skema visa yang ditawarkan oleh Inggris, Kanada, dan Australia.
Bertujuan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi kota, pihak berwenang bulan ini menetapkan bahwa setelah 1 November, sekolah menengah hanya dapat mengadakan kelas tatap muka sehari penuh jika 90 persen siswa memiliki tiga suntikan Covid-19.
Baca Juga: Empat Mahasiswa UHW Surabaya Bikin Lampu Inovatif Biar Tidur Makin Nyenyak!
Memenuhi target tersebut kata sumber guru yang tak mau disebutkan namanya kepada Reuters itu akan sangat sulit dilakukan bagi banyak sekolah di sana.
Yang baru terjadi adalah pada sekolah internasional. Mereka memulai kembali kelas tatap muka sehari penuh, setelah sukses memperoleh tingkat 90 persen untuk siswa dengan dua suntikan Covid-19.
Sementara sekolah lokal dan beberapa sekolah dasar internasional masih terbatas pada kelas setengah hari tatap muka dan setengah hari online karena tingkat vaksinasi yang lebih rendah. (*)