Menurut Peneliti, Tren Citayam Fashion Week Cukup Sustainable Secara Sosial dan Ekonomi

Jumat, 22 Juli 2022 | 13:05
kompas.com/kristianto purnomo

Remaja SCBD (Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok) di Citayam Fashion Week cukup sustainable secara sosial dan ekonomi.

HAI-ONLINE.COM -Kehadiran fenomena Citayam Fashion Week dianggap cukup sustainable dari sisi sosial dan ekonomi.

Aktivitas remaja SCBD (Sudirman-Citayam-Bojong Gede-Depok) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta tersebut setidaknya memiliki dampak berkelanjutan untuk menciptakan ruang yang ramah lingkungan.

Hal ini diungkapkan oleh Darina Maulana, Regional Program Lead dari Zerowaste Living Lab, dalam sebuah sesi webinar Adopsi Gaya Hidup Zero Waste pada Gen Zyang digelar oleh SayaPilihBumi dan Universitas Multimedia Nusantara pada Kamis (21/7) kemarin.

Menurutnya, terdapat tiga hal penting ketika ingin melihat sustainable dalam suatu fenomena.

“Kalau ditanya itu ramah lingkungan atau nggak ya, ramah lingkungan itu kan luas ya. Sustainable itu terdiri dari tiga hal, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan," ucap Darina.

Baca Juga: Gokil! Paula Verhoeven Catwalk bareng Bonge di Citayam Fashion Week

"Fenomena [Citayam Fashion Week] ini kan empowering locals ya. Misalnya dari economical side, ada pedagang lokal yang diuntungkan karena dagangannya dibeli anak-anak. Lalu dari social side, anak-anak itu kan bersosialisasi, berkumpul untuk melakukan sesuatu yang nggak buruk,”tambahnya.

Meskipun fenomena ini sudah cukup sustainable dari sisi sosial dan ekonomi, masih ada satu hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga ketiganya tetap berkelanjutan secara positif, yaitu sisi lingkungan.

Darina mengatakan sustainable perihallingkungan memang masih menjadi masalah. Terutama penggunaan kemasan berbahan plastik saat menjajakan makanan dan minuman di kawasan tersebut.

“Memang masih bermasalah karena pedagang kan masih pakai kemasan plastik untuk dagangannya, tapi itu kan sulit diubah. Jadi lebih baik yang bisa, yang punya power yang turun tangan. Menyediakan tempat sampah pilah misalnya, atau ada water station biar anak-anak ini bisa bawa botol minum dari rumah sendiri,” ujarnya.

Permasalahan lingkungan memang sempat menjadi sorotan sebelumnya karena meningkatnya sampah yang berceceran di kawasan tersebut.

Baca Juga: Fenomena Citayam Fashion Week Menurut Sosiolog: Cara Remaja Menampilkan Eksistensinya

Beberapa regulasi sudah mulai ditetapkan untuk tetap menjaga kondisi di kawasan Dukuh Atas-Sudirman tetapmenjadi ruang yang aman dan bersih.

Sejalan dengan hal itu, Darina juga mengatakanuntuk menciptakan ruang yang ramah lingkungan alangkah lebih baik jika dikerjakan bersama-sama.

“Karena ramah lingkungan itu bukan hanya internal atau dari diri kita aja, tapi ada faktor eksternal atau dukungan. Nah, kita yang bisa nih harus memikirkan cara untuk jadi faktor eksternal itu,”kata Darina.

(Arlingga Hari Nugroho)

Tag

Editor : Alvin Bahar