HAI-Online.com – Profesi animal communicator cukup banyak diberbincangkan masyarakat. Yup, meski terdengar nggak masuk akal, profesi ini ternyata benar-benar ada!
Lewat jasa animal communicator, orang-orang dapat memahami apa isi hati dari hewan peliharaannya. Namun sebenarnya gimana caranya, sih, manusia bisa berkomunikasi dengan hewan?
Menurut drh. Rajanti Fitriani, kemampuan ini ternyata bisa dipelajari oleh semua orang, lho. Dokter hewan pemilik klinik hewan Rajanti and Friend, Tangerang Selatan ini juga dapat berkomunikasi dengan hewan dan berprofesi sebagai animal communicator.
Melansir Intisari, ia menceritakan salah satu pengalamannya berkomunikasi dengan hewan yakni saat dimintai bantuan mencari tahu sebab kematian dari beberapa rusa yang dikirim dari Istana Bogor ke Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, tempat penyelenggaraan Asian Games 2018.
Bersama dengan anggota timnya, yakni drh. Chika dan drh. Caroline, Rajanti berangkat ke Palembang.
Rusa yang merupakan hewan hibah ini adalah jenis rusa totol (Axis axis) yang bukan binatang asli Indonesia.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Ikan Hiu Takut sama Lumba-lumba, Ternyata Punya Gank yang Cerdas
Menggunakan metode mind power
Rajanti menggunakan metode mind power untuk masuk ke gelombang alfa otak, tempat ia bisa berkomunikasi dengan rusa yang memimpin kawanannya. Dari situ ia kemudian mengetahui bahwa para rusa stres dibawa ke lingkungan baru.
Selain itu, ada pula rusa yang stres karena terpisah dari anaknya.
Mengetahui hal tersebut, ia pun membujuk sang rusa agar tenang dan nggak perlu takut karena sudah tiba di tempat yang aman.
Keesokan harinya, kawanan rusa yang sebelumnya menjauh setiap ada manusia yang mendekati mereka, nggak lagi takut dan bahkan sudah berani makan buah dari tangan para dokter.
Berkomunikasi dengan hewan jugaia lakukansaat Rajanti pernah diminta kliennya untuk memeriksa kelinci yang mogok makan.
Lewat mind power, ia kemudian tahu bahwa sang kelinci ternyata enggan makan karena dipindahkan ke kandang baru, yang meskipun bagus, ternyata berbau cat.
Rajanti pun menyarankan kliennya agar si kelinci dikembalikan ke kandangnya yang biasa, sambil membujuk si kelinci agar mau makan lagi.Hasilnya, si kelinci langsung mau makan lagi!
Baca Juga: Prospeknya Nggak Cuma Jadi Dokter Hewan! Inilah Seluk Beluk Jurusan Kedokteran Hewan
Bukan klenik
Rajanti menuturkan, mind power merupakan kekuatan otak kanan kita untuk menyelami apa yang dirasakan atau dipikirkan makhluk hidup di sekitar kita lewat gelombang otak alfa dan tetha.
"Ini bukan klenik, mind power adalah murni kemampuan otak kanan manusia yang luar biasa hebat, kita semua bisa,” ujar Rajanti.
Lewatgelombang ini, ia menuturkan, manusia dapat “menarik data” dari manusia atau hewan yangnggak mengungkapkan perasaannya dan pemikirannya secara verbal.
Rajanti menjelaskan, manusia bisa berada di gelombang ini saat rileks dan memusatkan pikiran untuk “mengundang” subjek yang ingin diketahui perasaan dan pemikirannya.
“Posisi saat lagi di alfa dan tetha tuh sesaat sebelum kita ketiduran,” katanya.
Padagelombang alfa, vision yang terlihat biasanya adalah situasi saat ini.
Sementara itu, di gelombang tetha, vision yang terlihat terentang lebih luas, mulai dari masa lalu, sampai kemungkinan yang terjadi di masa depan.
Di sinilah mind power dapat berfungsi membantu kita memahami apa yang dirasakan hewan atau orang yang kita lihat.Kita bisa membaca emosinya, atau juga merasakan sakit yang mungkin mereka idap di bagian tubuh kita.
Baca Juga: 5 Hewan yang Dikenal Setia sama Pasangannya, dari Angsa sampai Serigala
Nah, seberapa detail “data yang ditarik” dari gelombang alfa biasanya amat bergantung pada seberapa detail kita melihat sesuatu.
Bila sudah terbiasa menggunakan mind power, kita juga bisa memberi pengaruh positif pada si subjek.
Contoh, saat Rajanti “melihat” salah satu gajah dalam pikirannya. Dalam pikirannya, sang gajah memperlihatkan kebingungannya dan kekesalannya pada mahout yang terlihat tertekan dannggakbisa dipercaya.
Gajah ini merasa mungkin sang mahout berniat buruk padanya. Sambil tetap berfokus pada sang gajah, Rajanti membujuknya untuk memercayai sang mahout dan menjelaskan maksud baik kepindahan mereka ke taman nasional.
Ia menuturkan, pengaruh positif ini akan sampai pada mereka, sehingga jika mahout juga dapat memperbaiki kesalahpahaman yang ditangkap gajah, mereka bisa berpindah dengan lancar.
Baca Juga: 7 Hewan Ini Punya Kecerdasan Mirip Manusia, Salah Satunya Gagak
Bisa dilakukan semua orang
Rajanti berpendapat, semua orang pada dasarnya lahir dengan kemampuan untuk menggunakan mind power.
Namun, kemampuan ini seringkalinggak diasah, dan ditinggalkan seiring berkembangnya kemampuan berbicara.
Di samping itu, otak kiri manusia yang menggunakan logika dan perhitungan matematis membuat kita merasa kemampuan ini hanya dimiliki orang indigo atau memiliki indera keenam.
“Orang yang gifted memang bisa lebih cepat menggunakan mind power, namun orang biasa pun bisa,” kata Rajanti. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Bukan Cuma Dongeng, Ternyata Berkomunikasi dengan Hewan Bisa Dipelajari Secara Ilmiah oleh Setiap Orang"