Interview Eksklusif: Ramengvrl Bercerita Tentang "Can't Speak English"

Kamis, 28 Januari 2021 | 19:35
www.instagram.com/ramengvrl

Ramengvrl.

HAI-Online.com - Menjadi seorang superstar dalam kurun waktu kurang dari satu dekade adalah sebuah pencapaian yang tidak dapat diukir oleh banyak orang.

Cewek nernama asli Putri Estiani memulai debutnya pada tahun 2016 melalui single berjudul “I’m Da Man” dan kemudian melejit melalui berbagai kolaborasi dengan musisi atau apper papan atas seperti Dipha Barus, euro, CA$HMERE, Ted Park, dan masih banyak lagi.

Salah satu rapper jagoan asal Indonesia yang baru saja mengeluarkan album penuhnya ini akhir tahun lalu ini meluangkan kesibukan waktunya untuk ngobrol bersama HAI.

Baca Juga: HAI Throwback: Ketika Markas HAI 'Diserbu' 56 Vokalis Indonesia

Dalam kesempatan itu, Ramengvrl bercerita secara padat mengenai perjalanan awal karirnya hingga tergabung bersama label hip-hop internasional. Simak rangkumannya!

Selamat Ramengvrl barusan rilis album akhir tahun lalu dan juga single lo “Bassgod” bareng Yellow Claw, Julen Sebulba, & Siehk! Apa cerita di balik single ini?

Ramengvrl: Thank you banget HAI! Kami udah ngomongin untuk kolaborasi sejak pertengahan 2018/2019-an lalu.

Awal Februari gue pas kebetulan ke Bali, dan mereka semua saat itu juga lagi di Bali.

Kapan tepatnya seorang Ramengvrl mulai memproduksi musik?

Ramengvrl: Sejak gue kuliah dan masa kerja kantoran gue sering mencurahkan kestressan gue dengan menulis lagu, untuk iseng-iseng dan pelepas penat.

Gue coba unggah ke Soundcloud dan luckily mendapatkan respon yang cukup positif dari penggiat hip-hop di Indonesia maupun luar negeri.

Selamat juga lo beberapa saat lalu tergabung bersama salah satu Label Hip-Hop Internasional, EMPIRE. Apa cerita di balik itu?

Ramengvrl:Gue emang sempat ada pembicaraan dengan label-label lain untuk bekerja sama, nah EMPIRE memiliki visi dan misi yang irisannya searah dengan gue.

Selain itu EMPIRE yang berbasis di San Fransisco ini jugasempat dihunioleh roster-roster ngetop macam Tyga, XXXTenctaion, Iggy Azalea, dan banyak lainnya. Hal-hal itulah yang kemudian menjadi pertimbangan utama gue untukjoindengan mereka.

Baca Juga: Ramengvrl Resmi Gabung Label Musik Amerika, Sudah Rekaman di Studio Empire Bekas XXXTENTACION

Ngomongin USA, kultur hip-hop sangat erat kaitannya. Sementara lo sendiri punya stage name yang sangat kental dengan unsur Jejepangan.Pengaruh yang menurut lo paling besar mempengaruhi lo?

Ramengvrl: Gue rasa semuanya (tertawa); gue ga pernah secara sengaja untuk membungkus itu semua, tapi itu yang terejawantahkan secara natural dengan gue menjadi diri gue sendiri.

Tapi kalo boleh bilang yang mana yang lebih relate sama gue,gue bakal bilang Jepang karena yabudaya pop Jepang yang udah gue konsumsi sejak kecil.

Lo udah ngetease album penuh pertama lo sejak dulu yang ditunggu-tunggu juga oleh para penggemar. Apa perasaan lo bisa ngerilis album penuh di tengah pandemi seperti ini?

Ramengvrl: Seneng sih udah pasti, dan surreal karena di tengah pandemi gini gue sempet juga merasa kalo album gue bakal tertunda. Tapi dengan rilisnya album gue, bukan berarti gue terus bakal berhenti dulu. Karena gue juga udah menulis beberapa materi baru yang akan segera dikolaborasikan dengan artis-artis lain di tahun ini.

Boleh tolong ceritain nggak gimana bisa lo bikin judul album “Can’t Speak English”; apakah ini bentuk satir atau gimana?

Ramengvrl: Gue berusaha menganalogikan inferioritas yang sering dibawa oleh orang Indonesia yang sering menganggap kalo tidak bisa berbahasa Inggris berarti kita tidak lebih mumpuni dari orang lain. Jadi kalo hal tersebut dianggap sebagai bentuk satir ya nggak salah juga.

Baca Juga: Makin Banyak yang WFH, Begini Tiga Cara Biar Karyawan Tetap Terhubung dan Produktif

Talking about ‘The Emo Song’; you delivered a strong message both from the lyrics and the music video about the mental health priority in a human being. In your opinion to solve the mental health problem, what is the most important things to be invested?

Ramengvrl: Sebenernya gue ga pernah sengaja untuk membuat The Emo Song menjadi lagu yang secara khusus membahas tentang kesehatan mental dan hal semacamnya.

Yang jelas gue sangat aware soal itu, dan cuma satu hal yang bisa gue sampaikan tentang hal terkait, "Jangan paksakan diri untuk menjadi positif dan meninggalkan hal negatif di sekitar lo, hadapi dan mulai coba untuk kontrol mindset kalian."

Simak "The Emo Song" di bawah ini:

Penulis: Mohammad Farras Fauzi

Tag

Editor : Al Sobry