Nggak Tertular, Tapi Badan Lemes Liat Info Corona, Bisa Jadi Kena Psikosomatik

Selasa, 31 Maret 2020 | 17:50
freepik.com

Jangan sedih terus menerus. Lakukan 5 hal ini biar kembali senang

Hai-Online.com - Pejuang corona yanglagi diem di rumah aja pastinya udah mulai ngerasain yang namanya bosen dan jenuh, belom lagi kerjaan rumah numpuk, tugas sekolah, kuliah dan kerjaan dari kantor.

Hmmm itu juga belum seberapa ditambah lagi ngeliat info-info di TV sama sosial media soal bencana wabah Corona. Dalam hati...hemm corona lagi corona lagi hehe

Mengikuti perkembangan soal covid-19 emang penting ya guys, sebagai bentuk kewaspadaan kita, tapi kalo ini terus menerus kita lakuin dengan terpapar informasi, baik yang bisa dipercaya ataupun kabar-kabar burung dari whatsapp, ini bisa ngebuat kita lebih ngerasa panik, cemas, dan stres.

Baca Juga: Parodi Lagu Queen Coronavirus Rhapsody Jadi Viral di Youtube

Rasa khawatir atau cemas berlebihan akibat sering nerima info soal corona, akhirnya bikin tubuh nyiptain gejala mirip coronavirus.

Akibatnya, kita jadi berfikir lagi "Jangan..jangan..akuuu...pasien positif berikutnya..emmm". *ketok meja tiga keleus

Padahal, sebenernya gejala itu adalah manifestasi dari rasa cemas yang berlebihan, alias parno akut.

Nah kondisi ini dikenal dengan istilah Psikosomatik akibat virus corona.

Kita coba kenalan dulu sama Psikosomatik, dia berasal dari dua kata yaitu pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Pada umumnya, psikosomatik adalah suatu kondisi atau gangguan saat pikiran mempengaruhi tubuh hingga memicu munculnya keluhan fisik tanpa adanya penyakit.

Gejala Psikosomatik bisa terjadi akibat ketidakstabilan sistem saraf otonom, dimana sistem saraf simpatis dan sarag parasimpatis menjadi nggak seimbang.

Hal itu biasanya disebabkan sama faktor stres yang nggak mampu diadaptasi dengan baik.

Kemudian, tubuh mengalami tekanan terus-menerus dan adrenalin akan mengalir ke seluruh tubuh sehingganimbulingejala psikosomatik.

Umumnya, gejala psikosomatik mirip dengan gangguan kecemasan, seperti nyeri dada, sesak napas, merasa tubuh terlalu panas atau demam. Akan tetapi, gejala psikosomatik yang munculbisa dikaitkansama kondisi yang sedang terjadi.

Dalam sebuah penelitian yang berjudul Psychological Predictors of Anxiety in Response to the H1N1 (Swine Flu) Pandemic menyatakan hubungan antara suatu krisis kesehatan dengan psikosomatik.

Baca Juga: Jangan Bandel, WHO Saranin untuk Pake Masker Hanya dalam Kondisi Sakit

Berdasarkan hasil studi tersebut, diungkapkan bahwa krisis kesehatan yang dipublikasikan secara luasbisa menyebabkan kondisi psikogenik massal.

Jadi, sebenarnya sangat mungkin bagi banyak orang mengalami psikosomatik akibat virus corona yang disebabkan oleh kecemasan berlebihan.

Pada pandemi virus corona seperti ini, orang sehat bisa aja salah mengartikan sensasi tubuh yang nggak serius sehingga ngerasa mirip dengan gejala Covid-19, seperti sakit tenggorokan, hidung berair, ngerasa nggak enak badan atau tubuh lemas, batuk kering, demam, dan sesak napas.

Namun, jika kita mengalami gejala-gejala itu setelah banyak menerima atau mengakses informasi virus corona, sebaiknya tetap pantau sesering mungkin. Misalnya, kalo lagi demam, perlu dipantau apakah demam tergolong tinggi atau sekedar ‘suam-suam kuku’.

Baca Juga: Banyak Artis Pakai Kalung Anti-virus Biar Nggak Kena Covid-19, Ahli: Useless

Kalo lagi batuk pilek, usahakan untuk istirahat dengan baik, makan makanan bergizi, dan perbanyak minum air putih.

Berikut beberapa tips mengatasi psikosomatik akibat virus corona saat pandemi global ini:

1. Cari sumber informasi yang dapat dipercaya

2. Istirahat sejenak dari pemberitaan virus corona

3. Berkomunikasi dengan orang-orang tercinta

4. Menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan baik

5. Tetap Berfikir Positif

Tag

Editor : Al Sobry