Walau Hidup dengan Disabilitas, 5 Musisi Ini Buktiin Kalo Mereka Bisa!

Senin, 01 Juli 2019 | 18:30
Wikimedia Commons

Tony Iommi

HAI-ONLINE.COM - Jika dipandang sekilas, bermusik menjadi sebuah profesi yang memiliki tuntutan sempurna dalam hal fisik. Seperti, jika menjadi seorang yang cacat dalam beberapa kondisi, hal itu bisa mengakhiri karir kalian sebelum waktunya.

Walau demikian, ada juga orang-orang yang menaklukan kekurangan mereka dalam berkarir di dunia musik.

Beberapa dari mereka bahkan melangkah jauh dari apa yang diperkirakan, contohnya aja seperti Beethoven, Ray Charles, dan Stevie Wonder.

Tapi selain itu, HAI udah merangkum 5 dari beberapa musisi yang mengatasi kekurangan fisik mereka dalam berkarir di dunia musik, dilansir dari Listverse.

Nick Drake

Ia merupakan seorang anak lelaki yang sehat pada saat masa kanak-kanak dan merupakan seorang atlet atletik yang cakap. Namun pada dirinya bukanlah tubuhnya yang memiliki masalah, akan tetapi otaknya.

Sepanjang hidupnya yang singkat, Nick Drake berjuang melawan depresi, hingga pada akhirnya ia mengambil nyawanya sendiri dengan overdosis pada usia 26 tahun.

Nick Drake meninggalkan beberapa album dan nggak ada yang terjual lebih dari 10.000 kopi di masa hidupnya.

Baca Juga: Umumkan Album Perdana, Band 'akan' Rilis Single Bertajuk 'Musim'

Dipengaruhi oleh Bob Dylan dan penyair romantis, karya Nick Drake berisi lirik yang halus dan sedih, dipicu oleh keadaan depresi dan seruan putus asa utuk meminta bantuan.

Selain kesuraman, Drake adalah musisi yang luar biasa. Nick Drake nggak menjadi terkenal sampai bertahun-tahun setelah kematiannya itu.

Ian Dury

Menjadi seorang pria yang menandai gaya hidup penyanyi kontemporer dengan "Sex & Drugs & Rock & Roll", ia juga garys mengatasi sebuah penyakit yang ia derita sejak sangat muda.

Sebagai seorang anak, Ian Dury terkena polio yang menghambat pertumbuhannya serta menghentukan pertumbuhan salah satu lengannya.

Karena hal itu ia merasa sulit untuk berjalan tanpa bantuan dan memutuskan belajar menggunakan tongkat. Hal itu mendorongnya dalam menulis lagu-lagunya yang paling terkenal seperti "Hit Me With Your Rythm Stick".

Baca Juga: Walau dikenal Keras, Metal Juga Punya Bait Romantis Dalam Liriknya. Ini 5 Lagu Metal yang Bisa Bikin Cewek Klepek-klepek

Tony Iommi

Berasal dari keluarga kelas pekerja keturunan Italia di Birmingham, secara luas Tony Iommi dianggap sebaga salah satu penemu heavy metal.

Saat bekerja di pabrik lembaran logam, Iommi nggak sengaja memotong ujung jari tengah dan jari manis pada tangan kanannya.

Suatu hari, mandornya memainkan beberapa musik Django Reinhardt yang membangkitkan semangat Iommi. Mengetahui Reinhardt bermain musik hanya dengan dua jari, menginspirasi Iommi dalam bermain gitar lagi.

Kecelakaan yang Iommi hadapi menjadi dorongan baginya dala bermusik. Band yang ia mainkan, Black Sabbath terdorong untuk menyetel instrumen mereka lebih rendah agar cocok dengannya.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Pionir Musik Cadas, Black Sabbath: Kami Nggak Dengar Musik Metal

Hal itu pun membuat para pengikut dan peniru mereka melakukan hal yang sama, sehingga terciptalah heavy metal. Munurut Ian Anderson, Iommi mengubah kecacatan menjadi suara baru.

Django Reinhardt

Merupakan seorang gitaris Belgia keturunan Romani yang memulai karir profesionalnya pada usia 13 tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Saat berusia 18 tahun, Reinhardt terbakar parah dalam api yang mrusak karavan tempat dia tinggal, sehingga menyebabkan kaki kanan dan lengan kirinya hancur.

Saat itu dokter ingin melakukan amputasi pada kaki Reinhardt, dan meyakinkan bahwa dia nggak bakal pernah lagi bisa bermain gitar dengan kondisi fisiknya saat itu.

Namun saat itu Reinhardt menolak amputasi dengan belajar berjalan dengan bantuan tongkat, lalu dia belajr bermain gitar dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah kirinya, yang merupakan satu-satunya jari yang nggak lumpuh.

Baca Juga: blink-182 Nggak Mau Bikin Lagu Baru yang Diawali Gitar Akustik

Hasil dari usahanya nggak hanya terdengar bagus, itu menjadi sebuah seni dalam penciptaan "hot jazz guitar" yang membawa pengaruh higga hari ini.

Paul Wittgenstein

Keluarga Wittgenstein adalah keluarga yang sangat berpengaruh dalam kehidupan intelektual Austro-Hungaria pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Sebagai seorang Yahudi, Paul merupakan seorang pianis ulung yang terluka parah saat melayani dalam Perang Dunia I. Karena itu tangan kanannya harus diamputasi, yang mana itu bakal menjadi akhir dari karirnya.

Namun nyatanya Paul menolak untuk berhenti di sana. Ia mengatakan bahwa masih memiliki tangan lain, di mana ia pun memiliki lebih banyak kemampuan musik dari pada kebanyakan orang.

Baca Juga: Sebelum Ada Spotify, Ini 4 Cara yang Dilakukan untuk Mendapatkan Rekomendasi Musik

Karya yang paling terkenal oleh Paul adalah Piano Concerto. Pada usia 73 tahun, Paul meninggal sebagai warga negara Amerika yang dinaturalisasi pada tahun 1961. (*)

Penulis: Nada Aprillia

Tag

Editor : Al Sobry